Senin, 14 Oktober 2019

Teknologi Jaringan WAN BAB 1


BAB I
WAN (Wide Area Network)


a. WAN (Wide Area Network)

Menurut wikipedia jaringan wan adalah Jaringan area luas (bahasa Inggris: Wide Area Network; WAN ) merupakan jaringan komputer yang mencakup area yang besar sebagai contoh yaitu jaringan komputer antar wilayah, kota atau bahkan negara, atau dapat didefinisikan juga sebagai jaringan komputer yang membutuhkan router dan saluran komunikasi publik.

WAN digunakan untuk menghubungkan jaringan area lokal yang satu dengan jaringan lokal yang lain, sehingga pengguna atau komputer di lokasi yang satu dapat berkomunikasi dengan pengguna dan komputer di lokasi yang lain.

Atau

Wide Area Network (WAN) adalah sebuah jaringan yang memiliki jarak yang sangat luas, karena radiusnya mencakup sebuah negara dan benua. WAN menggunakan sarana fasilitas transmisi seperti telepon, kabel bawah laut ataupun satelit.

Kecepatan transmisinya beragam dari 2Mbps, 34 Mbps, 45 Mbps, 155 Mbps, sampai 625 Mbps (atau kadang-kadang lebih). Faktor khusus yang mempengaruhi desain dan performance-nya terletak pada siklus komunikasi, seperti jaringan telepon, satelit atau komunikasi pembawa lainnya.

Atau ada juga yang mendefinisikan
Wide Area Network (WAN) adalah jaringan yang jangkauannya mencakup daerah geografis yang luas, seringkali mencakup sebuah negara bahkan benua. WAN memungkinkan terjadinya komunikasi diantara dua perangkat yang terpisah jarak yang sangat jauh. WAN menginterkoneksikan beberapa LAN yang kemudian menyediakan akses ke komputer–komputer atau file server pada lokasi lain. Beberapa teknologi WAN antara lain adalah Modem, ISDN, DSL, Frame Relay, T1, E1, T3, E3 dan SONET.


Sumber: http://referensisiswa.blogspot.com/2017/07/jaringan-wan.html


b. Teknologi WAN

a.) Macam-macam Teknologi WAN
Ada beberapa teknologi WAN yang diberikan oleh penyedia layanan WAN seperti berikut ini:

1. PSTN
Adalah jaringan telpon Switched public yang merupakan komunikasi WAN. PSTN adalah teknologi WAN yang menggunakan jaringan Circuit Switched yang berbasis dial-up atau leased line (selalu ON) menggunakan line telpon dimana data dari digital pada sisi komputer di konversikan ke analog menggunakan modem, dan data berjalan dengan kecepatan terbatas sampai 56 kbps saja.

2. Leased Lines
Leased line atau biasa disebut Dedicated line adalah teknologi WAN menggunakan koneksi langsung permanen antar perangkat dan memberikan koneksi kualitas line konstan. Layanan ini lebih mahal tentunya dibandingkan PSTN menurut kebutuhan.


3. X.25
X.25 dispesifikasikan oleh ITU-T suatu teknologi paket Switching melalui PSTN. X.25 dibangun berdasarkan pada layer Physical dan Data Link pada model OSI. Awalnya X.25 menggunakan line analog untuk membentuk jaringan paket switching, walaupun X.25 bisa saja dibangun melalui jaringan digital. Protocol2 X.25 mendefinisikan bagaimana koneksi antar DTE dan DCE di setup dan di maintain dalam PDN – public data network.
Anda perlu berlangganan untuk layanan X.25 ini yang bisa menggunakan line dedicated kepada PDN untuk membuat koneksi WAN.

-X.25 bisa beroperasi pada kecepatan sampai 64 kbps pada line analog.
-X.25 menggunakan frame sebagai variable ukuran paket.
-Menyediakan deteksi error dan juga koreksinya untuk menjamin kehandalan melalui line analog yang berkualitas rendah.


4. Frame relay
Frame relay adalah salah satu Teknologi WAN dalam paket Switching dimana komunikasi WAN melalui line digital berkualitas tinggi. Lebih jelasnya bisa dilihat di Frame relay.

5. ISDN
ISDN (Integrated services digital network) mendefinisikan standard dalam menggunakan line telpon analog untuk transmisi data baik analog maupun digital.


-ISDN BRI dengan kecepatan 128 Kbps
-ISDN PRI dengan kecepatan sampai 2.048 Mbps

6. ATM
Asynchronous Transfer Mode (ATM) adalah koneksi WAN berkecepatan tinggi dengan menggunakan teknologi paket switching dengan speed sampai 155 Mbps bahkan 622 Mbps. ATM bisa mentransmisikan data secara simultan dengan digitized voice, dan digitized video baik melalui LAN maupun WAN.


-ATM menggunakan cell berukuran kecil (53-byte) yang lebih mudah diproses dibandingkan cell variable pada X.25 atau frame relay.
-Kecepatan transfer bisa setinggi sampai 1.2 Gigabit.
-Merupakan line digital berkualitas tinggi dan low noise dan tidak memerlukan error checking.
-Bisa menggunakan media transmisi dari coaxial, twisted pair, atau fiber optic.
-Bisa transmit data secara simultan

7. DSL
DSL (Digital Subscriber Line) adalah satu set teknologi yang menyediakan penghantar data digital melewati kabel yang digunakan dalam jarak dekat dari jaringan telepon setempat.

8. T1
T1 adalah leased line digital terdiri dari 24 saluran (disebut DS0, 1 DS0 adalah 64K) yang memberikan kecepatan transfer hingga 1,544 Mbps, dan sering digunakan untuk menghubungkan jaringan perusahaan dan ISP ke Internet.

9. E3
E3 versi Eropa memberikan kecepatan hingga 34,368 Mbit / s (512 saluran) Versi Jepang J3 memberikan kecepatan sampai dengan 34,064 Mbps (480 saluran).

10. SONET
Sonet (Synchronous Optical Network) merupakan sebuah hirarki standar kecepatan data digital untuk transmisi optik antarmuka yang diusulkan oleh Bellcore. Tarif data dalam jaringan serat optik dibagi dalam OC-tingkat.

11. VPN (Virtual Private Network)
VPN adalah teknologi jaringan komputer yang memanfaatkan media komunikasi public (open connection atau virtual circuits), seperti internet untuk menghubungkan beberapa jaringan lokal. Informasi yang berasal dari node-node VPN akan “dibungkus” (tunneled) dan kemudian mengalir melalui jaringan publik. Sehingga informasi menjadi aman dan tidak mudah dibaca oleh orang lain. Dengan kata lain VPN merupakan jaringa virtual yang dibangun diatas jaringan public.

12. Wireless (Microwave dan Satelite)
Layanan WAN lewat microwave line of sight (wireless) dan satellite dapat digunakan pada remote site yang betul-betul extrem dimana sama sekali tidak tersedia layanan WAN. Layanan ini menawarkan berbagai kecepatan koneksi. Koneksi satellite bisa menawarkan umumnya sampai 512Kbps, sementara microwave line of sight bisa menawarkan kecepatan sampai 52Mbps atau bahkan lebih. Perlu dicatat bahwa layanan WAN ini bisa bervariasi sangat mencolok tergantung tersedianya layanan pada lokasi dan penyedia layanan WAN tersebut, tersedianya bandwidth, tingkat layanan dan harga. Bandwidth dan harga merupakan faktor yang sangat berpengaruh dalam memilih penyedia layanan WAN. Layanan WAN yang dipilih akan mempengaruhi pemilihan interface yang dipakai pada router. Karena beragamnya pilihan layanan WAN dan juga tersedianya interface koneksi fisik WAN, maka pemakaian router modular lebih menguntungkan yang memungkinkan fleksibilitas dalam pemilihan koneksi layanan WAN.

b.) Teknologi WAN normalnya dikategorikan dalam tiga kelas layanan:

1. Leased Line
Layanan leased line menggunakan line eksklusif dari penyedia jaringan, sementara layanan Circuit Switched mentransmisikan data setelah terbentuknya jaringan lewat call (PSTN atau ISDN) dan untuk layanan WAN Packet Switch (Frame Relay, X.25 dan ATM) menggunakan infrastruktur carrier sharing untuk mentransmisikan data melalui virtual circuit (VC).

2. Circuit switched
Layanan circuit switched seperti layanan yang diberikan pada ISDN dan PSTN analog, memerlukan suatu call untuk bisa terbentuknya suatu circuit dan berlangsung sampai selesainya koneksi. ISDN juga sering dapat digunakan untuk titik koneksi pada layanan WAN lainnya seperti Frame relay atau X25. Dapat juga digunakan untuk dial-on-demand (dial sesuai kebutuhan) atau system backup link. Leased line memberikan koneksi full-time dimana jalurnya diberikan permanen oleh penyedia jaringan.


3. Packet switched
Layanan packet switched seperti Frame relay dan ATM adalah popular karena secara umum harga bandwidth per Kbps lebih murah dan fleksibilitas dalam pemasangan virtual circuits melalui interface tunggal pada router. Kebanyakan Permanent Virtual Circuit (PVC) bisa memungkinkan ukuran circuit didefinisikan yang menjamin level layanan minimum, dan jika kebutuhan jaringan berubah, maka ukuran circuit bisa juga diubah sesuai kebutuhan.
Dengan begitu banyaknya istilah dan “pernak pernik” seputar WAN maka akan sangat wajar jika banyak orang yang mengalami kesulitan dalam mempelajarinya. Bagan berikut ini semoga dapat membantu memudahkan untuk mengingat-ingat apa saja yang sudah dipelajari.


Sumber: https://azistastianatkj.blogspot.com/2017/02/teknologi-wan.html


c. Komponen dan Peralatan WAN


  • Konektor digunakan sebagai sarana penghubung antara kabel dengan colokan LAN Card yang ada di CPU komputer. Jenis konektor yang digunakan sesuai tipe kabel misal RJ-45 berpasangan dengan kabel UTP/STP, konektor BNC/T berpasangan dengan kabel Coaxial sedangkan untuk tipe kabel fiber optic digunakan konektor ST.
  • NIC (network interface card) adalah sebuah kartu yang berfungsi sebagai jembatan dari computer ke sebuah jaringan computer.
  • Kabel berfungsi untuk membuat data bisa mengalir di jaringan
  • Tang krimping berfungsi untuk menjepit kabel dengan konektor yang telah terpasang sehingga mudah lepas pada saat instalasi. Penggunaan tang ini disesuaikan dengan jenis kabel dan konektor yang akan kita gunakan untuk membangun jaringan.
  • Hub adalah komponen jaringan yang memiliki colokan (port-port). Umumnya hub memiliki jumlah port mulai dari 4, 8, 16, 24 sampai 32 plus 1 port (uplink) untuk menghubungkan ke server atau ke hub lain. Hub digunakan untuk menyatukan kabel - kabel network dari tiap – tiap workstation, server atau perangkat lain.
  • Bridge digunakan untuk menghubungkan beberapa jaringan yang terpisah walaupun menggunakan media penghubung dan model atau topologi berbeda. Jadi mirip dengan jembatan pada kehidupan sehari – hari kita.
  • Switch bentuknya mirip hub, bedanya switch lebih pintar karena mampu menganalisa paket data yang dilewatkan padanya sebelum dikirim ketujuan. Selain itu juga ia memiliki kecepatan transfer data dari server ke workstation atau sebaliknya.
  • Router memiliki kemampuan untuk menyaring atau memfilter data yang lalu lalang di jaringan berdasarkan protokol tertentu. Seperti brigde, router juga dapat digunakan untuk menghubungkan beberapa jaringan model LAN bahkan WAN.
  • Modem digunakan sebagai penghubung jaringan LAN dengan Internet. Dalam melakukan tugasnya, modem akan mengubah data digital kedalam data analog yang bisa dipahami oleh kita manusia ataupun sebaiknya. 
  • Repeater bekerja memperkuat sinyal agar lalu lintas data dari client ke server atau sebaliknya lebih cepat apabila jarak antara client atau workstation ke server lebih jauh. Dengan repeater ini jaringan dan sinyal akan semakin kuat.
  • Pemasangan kabel UTP umumnya mengikuti aturan standar internasional yaitu aturan EIA/TIA 568A dan EIA/TIA 568B.

Komponen Perangkat Keras untuk Pembangun Jaringan


Untuk membangun jaringan LAN dibutuhkan beberapa komponen penting.
  • Komputer untuk SERVER, yaitu sutau komputer yang dijadikan sebagai pusat atau pengendali yang berisi program dan data serta berfungsi sebagai penyedia layanan kepada komputer atau program yang lain yang sama atau berbeda.
  • Komputer untuk Workstation (Client), yaitu komputer yang dijadikan sebagai client, yang bekerja sebagai pengolah data yang diakses dari komputer server.
  • LAN card atau NIC ( network Interface Card )
  • Hub, digunakan untuk menghubungkan beberapa segmen Ethernet menjadi satu segmen.
  • Kabel UTP (unshielded twisted Pair)
  • Konektor RJ 45

Selain komponen perangkat keras di atas, peralatan lain yang di butuhkan untuk meningkatkan atau memperluas jaringan (Internetworking) :


Switch, berfungsi untuk mengalokasi jaluir lalu lintas data dari setiap segmen jaringan ke jaringan tujuan.
Repeater, merupkan periferal untuk mengulangi sinyal yang diterima sebelum dikirim ke alamat tujuan dalam system jaringan.
Bridge ,merupkan periferal jaringan yang menghubungkan beberpa segmen atau jaringan sepanjang jalur data.
Router, berfungsi untuk memilih jaringan tujuan dan meneruskan pengirimin paket data pada jaringan khusus.
Gateway, yaitu alat yang dipakai jika lapisan OSI dari 2 buah jaringan LAN benar-benar tidak indentik.



Peralatan Jaringan


Hubungan komunikasi antarkomputer harus menggunakan suatu peralatan yang di pasang dalam system jaringan. Peralatan tersebut antara lain sebagai bnerikut


Kartu Antarmuka Jaringan ( Network Interface Card)Kartu antarmuka jaringan yang di singkat NIC atau juga dsb adapter merupakan peralatan utama yang harus ada untuk menunjang komunikasi antarkomputer.

Media Penghubung Jaringan
Media penghubung jaringan secara garis besar dibagi menjadi 2 yaitu :


Jaringan menggunakan Kebel (wired Network)
Ada beberapa macam kabel yang sering digunakan pada jaringan komputer,antara lain sebagai berikut.

  • Kabel UTP (unshielded Twisted Pair)
  • Kabel STP (Shielded Twisted Pair)
  • Kabel koaksial.
  • Serat optik

Jaringan tanpa kabel (Wireless Network)



Hubungan antar komputer pada jenis jaringan ini tidak memerlukan media kabel, sehingga sinyal yang dikirim berupa gelombang elektromagnetik. Cepat tidaknya hubungan komunikasi antarkomputer salah satunya dipengaruhi oleh jangkauan frekuensi, yang dikenal istilah bandwith. Jaringan nirkabel banyak menggunakan Wi-Fi karena harganya yang semakin murah dan mudah pemasangan. Wi-Fi ini adalah Wireless Fidelity yang merupakn produk standart untuk jaringan nirkabel dan WLAN. Jaringan ini menggunakan gelombang radiosebagai media transmisi.

Sumber: http://87wz.blogspot.com/2013/01/komponen-dan-peralatan-serta-fungsinya.html


d. Jenis Enkapsulasi WAN

Enkapsulasi merupakan suatu proses yang membuat satu jenis paket data jaringan menjadi enis data lainnya. Enkapsulasi terjadi ketika sebuah protocol yang berada pada lapisan yang lebih rendah menerima data dari protocol yang berada pada lapisan yang lebih tinggi dan meletakkan data yang di pahami oleh prorocol tersebut.

Enkapsulasi pada WAN ada 2 yaitu :

  • Enkapsulasi DLHC (High Level Dataling Control)
  • Enkapsulasi PPP (Point To Point Protocol)

a.) The High Level Data Link Control protocol (HDLC)

adalah enkapsulasi default yang digunakan pada antarmuka serial sinkron dari router Cisco. Anda akan ingat bahwa antarmuka serial sinkron memerlukan perangkat clocking eksternal (seperti CSU / DSU) dalam rangka sinkronisasi pengiriman dan penerimaan data. HDLC merupakan superset dari Synchronous Data Link Control (SDLC) protokol yang awalnya dikembangkan oleh IBM untuk digunakan dalam lingkungan SNA. SNA SDLC dan akan melihat lebih rinci nanti dalam bab ini.
HDLC adalah protokol lapisan Data Link digunakan untuk membungkus dan mengirimkan paket-paket di atas link point-to-point. Ini menangani transfer data di full duplex, serta fungsi-fungsi manajemen link. Sebagai standar OSI, banyak vendor mengimplementasikan protokol HDLC dalam peralatan mereka. Sayangnya, implementasi ini biasanya tidak interoperable. Alasannya adalah bahwa ketika format frame HDLC didefinisikan, tidak termasuk lapangan untuk mengidentifikasi protokol lapisan jaringan itu framing. Dengan demikian, versi OSI dari HDLC mengasumsikan bahwa link menggunakan HDLC hanya menjalankan protokol jaringan single layer seperti IP. Tentu saja, banyak jaringan menjalankan IP, IPX, dan lainnya Layer 3 protokol secara simultan. Hal ini telah membuat vendor (termasuk Cisco) untuk mengimplementasikan HDLC menggunakan frame format proprietary yang meliputi bidang kode jenis, sehingga memungkinkan jaringan lapisan protokol dalam bingkai untuk diidentifikasi.
Karena sifat milik vendor HDLC implementasi, Anda hanya harus menggunakan framing HDLC pada link point-to-point ketika router di setiap akhir link dari vendor yang sama. Dalam kasus di mana Anda ingin menghubungkan peralatan dari vendor yang berbeda melalui leased line, Point-to-Point Protocol (PPP) harus digunakan. Selalu ingat bahwa router di kedua sisi link point-to-point harus menggunakan data yang sama pembingkaian metode untuk berkomunikasi.
Karena enkapsulasi HDLC adalah metode standar untuk antarmuka serial sinkron pada router Cisco, tidak memerlukan konfigurasi eksplisit. Untuk melihat jenis penampungan saat digunakan pada interface router serial, gunakan perintah show interface. Contoh di bawah menunjukkan router menggunakan enkapsulasi HDLC pada interface S0

b.) Point-to-Point Protocol (sering disingkat menjadi PPP)

Adalah sebuah protokol enkapsulasi paket jaringan yang banyak digunakan pada wide area network (WAN). Protokol ini merupakan standar industri yang berjalan pada lapisan data-link dan dikembangkan pada awal tahun 1990-an sebagai respons terhadap masalah-masalah yang terjadi pada protokol Serial Line Internet Protocol (SLIP), yang hanya mendukung pengalamatan IP statis kepada para kliennya. Dibandingkan dengan pendahulunya (SLIP), PPP jauh lebih baik, mengingat kerja protokol ini lebih cepat, menawarkan koreksi kesalahan, dan negosiasi sesi secara dinamis tanpa adanya intervensi dari pengguna. Selain itu, protokol ini juga mendukung banyak protokol-protokol jaringan secara simultan.
Point-to-Point Protocol (PPP) awalnya muncul sebagai sebuah protokol enkapsulasi untuk mengangkut lalu lintas IP over-to-point link titik. PPP juga mendirikan sebuah standar untuk tugas dan pengelolaan alamat IP, asinkron (start / stop) dan enkapsulasi sinkron bit-oriented, protokol jaringan multiplexing, konfigurasi link, link pengujian kualitas, deteksi kesalahan, dan pilihan negosiasi untuk kemampuan seperti layer jaringan alamat negosiasi dan negosiasi data-kompresi. PPP mendukung fungsi tersebut dengan menyediakan extensible Link Control Protocol (LCP) dan keluarga Jaringan Control Protokol (NCPs) untuk menegosiasikan parameter konfigurasi opsional dan fasilitas. Selain IP, PPP mendukung protokol lainnya, termasuk Novell's IPX (IPX) dan DECnet.


Komponen PPP
PPP menyediakan metode untuk transmisi datagram lebih link point-to-point serial. PPP terdiri dari tiga komponen utama:Sebuah metode untuk encapsulating datagrams atas link serial. PPP menggunakan Tingkat Tinggi Data Link Control (HDLC) protokol sebagai dasar untuk encapsulating datagrams lebih link point-to-point.(Lihat Bab 16, "Synchronous Data Link Control dan Derivatif," untuk informasi lebih lanjut tentang HDLC.)
·         Sebuah LCP extensible untuk membangun, mengkonfigurasi, dan menguji koneksi data link. Sebuah keluarga NCPs untuk menetapkan dan mengkonfigurasi protokol jaringan lapisan yang berbeda. PPP ini dirancang untuk memungkinkan penggunaan secara simultan beberapa protokol lapisan jaringan.


e. Merancang WAN

1.) Mempersiapan Alat yang Digunakan
Adapun alat-alat yang harus dipersiapkan sebelum melakukan instalasi WAN adalah sebagai berikut:
  1. Kompas dan Peta Topografi.
  2. Penggaris dan Busur Derajat.
  3. Pensil dan Penghapus.
  4. GPS, Klinometer, dan Altimeter.
  5. Kaca Pantul dan Teropong.
  6. Radio Komunikasi.
  7. Orinoco PC Card, Pigtail, dan PCI/ISA Adapter.
  8. Multimeter, SWR, Cable Tester, Tang Pemotong Kabel, Timah, dan Solder.
  9. Alat Panjat, Cowstail, Trikbiner, Harness, Pulley, dan Webbing.
  10. Obeng Set, Kunci Pas, Kunci Inggris, Kunci Ring, Tang Potong, Tang Jepit, Tang Buaya, Isolator Gel, Tie Rap, Unibell, dan TBA.
  11. Kabel roll, Kabel UTP, RJ45, Crimping Tools.
  12. Software AP Manager, Driver, AP Utility Planet, Orinoco Client, Firmware dan Sistem Operasi (Win NT, Win 2000, Win 98, Win ME, Linux, FreeBSD dan utilitynya).
2.) Melakukan Survey Lokasi :
  1. Pertama, tentukan koordinat letak serta kedudukan stasiun, jarak udara terhadap Base Station (BTS) menggunakan GPS dan Kompas.
  2. Kemudian, perhatikan dan tandai titik potensial yang menghalangi sepanjang path atau jalan.
  3. Setelah itu, lakukan penghitungan SOM (Self Ogranizing Maps), Path dan Accessories Loss, Freznel Zone, EIRP (Effective Isotropic Radiated Power), serta ketinggian antena.
  4. Langkah keempat, perthatikan posisi dengan stasiun lain, potensi stasiun tersembunyi, over shoot, tes noise, serta interferensi.
  5. Kelima, tentukan posisi ideal tower, panjang ukuran kabel, elevasi (posisi ketinggian), dan tentukan pula alternatif lain ketika ada kesulitan saat instalasi.
  6. Terakhir, rencanakan metode instalasi alternatif lain dan pemindahan posisi alat.
3.) Pemasangan Konektor
  1. Pertama, ambil kabel coaxial dengan spesifikasi minimum RG 8 9913 dengan perhitungan losses 10 db setiap 30 meter. Lalu kuliti dengan penampang melintang. Usahakan tidak ada goresan yang berlebihan, karena perambatan gelombang terletak pada permukaan kabel.
  2. Kedua, pasang konektor, lakukan dengan cermat dan perhatikan pula masalah kerapian.
  3. Ketiga, Solder ujung pin konektor, pastikan tidak terjadi short atau konslet. Perhatikan pula urutan dari pemasangan pin dan kuncian sehingga posisi kabel dan konektor tidak mudah geser.
  4. Keempat, tutup permukaan konektor dengan alumunium foil. Dimaksudkan agar tidak terjadi kebocoran dan interfecensi.
  5. Kelima, lapisi keseluruhan konektor menggunakan alumunium foil. Lapisi juga seluruh permukaan konektor dengan isolator TBA. Untuk mencegah masuknya air, lapisi juga seluruh permukaan menggunakan isolator dari karet.
Tips:
Untuk melakukan perawatan, bisa mengganti semua lapisan pelindung setiap enam bulan sekali.

Tambahan:
Konektor terbaik adalah model hexa tanpa solder dan drat. Konektor ini dipasang menggunakan crimping tools dan disertai dengan karet bakar sebagai pelindung.


4.) Pembuatan POE (Power Over Ethernet)
  1. POE digunakan untuk mengurangi kerugian power losses yang dikarenakan pemakaian kabel dan konektor. Power Over Ethernet dibutuhkan untuk injeksi catu daya yang dipasang diatas tower.
  2. POE dibuat menggunakan dua buah pair kabel UTP, satu untuk injeksi power positif, dan yang satu untuk injeksi power negatif. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah penurunan daya akibat kabel loss.
  3. Tetesi denga lilin atau isolator gel untuk menghindari short (konslet) pada titik sambungan.
  4. Uji terlebih dahulu menggunakan multimeter.
5.) Instalasi Antena
  1. Pertama, pasang pipa dengan metode stack (tumpuk) dampai ketinggian 1st freznel zone dengan obstructure paling dekat.
  2. Perhatikan stabilitas dudukan pipa dan kawat strength, kemudian pasang dudukan kaki dan cowstail untuk memanjat. 
  3. Periksa sambungan konektor dan kabel.
  4. Arahkan antena menggunakan GPS dan kompas sesuai BTS (Base Station) pada peta.
  5. Pasang kabel dengan rapi, jangan sampai kabel menjadi beban sambungan konektor dan mengganggu gerak pointing dan dudukan antena.
  6. Jangan sampai ada kabel yang menekuk karena bisa menjadi tempat akumulasi air hujan.
6.) Instalasi Perangkat Radio

Penting:
  • Instalasi pada Windows 2000 memerlukan driver terbaru yang bisa didapat dari website atau CD Utility. Jika ada driver PCMCIA, hapus driver tersebut dari device manager karena malah akan menyebabkan masalah.
  • Instalasi pada Windows NT memerlukan kecermatan alokasi address IO, IRQ, dan DMA pada BIOS. Saat instalasi, sebaiknya matikan device dan periphreal yang tidak diperlukan.
7.) Pengujian Noise

  1. Pastikan semua sudah berjalan dengan normal. Setelah itu, install semua utility yang dibutuhkan mulailah pengujian noise dengan menggunakan settingan default.
  2. Saat pengujian tanpa antena perhatikan apakah ada sinyal strength yang ditangkap. Jika ada dan terbilang good atau sekitar 40%-60% atau lebih, maka stasiun tersebut melebihi EIRP dan dapat menimbulkan gangguan. Jadi, lakukan perundingan dengan operator BTS atau stasiun itu.
  3. Perhatikan pula tingkat noise, jika sudah lebih dari tingkat sensitifitas radio, misalnya 100 dbm maka di titik stasiun itu interferensinya cukup tinggi.
  4. Pastikan sinyal strength 80% lebih. Perhitungan kekuatan sinyalnya adalah (0-40% : poor), (40-60% : good), dan (60-100% : excellent).
  5. Presentase jumlah RTO saat melakukan ping pada kekuatan sinyal poor adalah diatas 3-7%, good antara 1-3%, dan excellent dibawah 1%. PER (Packet Error Rate) antara BTS dan stasiun haruslah seimbang.
  6. Agar stabilitas koneksi tercapai, maka signal strength (kekuatas sinyal), tingkat noise, dan PER haruslah seimbang.
  7. Cara alternatifnya adalah dengan memindah antena ke tempat lain, memutar pointing arah BTS, atau dengan metode 3 titik (repeater).

8.) Perakitan Antena
Penting:
  • Antena Microwave jenis grid parabolic serta loop dan yagi perlu dirakit karena terdiri dari beberapa komponen. Lain halnya dengan patch panel, panel sector, dan omni directional.
  1. Rakit antena sesuai petunjuk yang sudah disertakan.
  2. Kencangkan semua mur, baut, konektor, dan juga reflektor.
  3. Saat perakitan, perhatikan fokus reflektor pada horn atau driven antena. Karena jika ada sedikit saja perubahan fokus bisa mengakibatkan perubahan gain (db) antena.
  4. Pada tipe antena grid parabolic mempunyai batang extender yang dapat mengubah titik fokus reflektor, jadi dapat diatur gain yang dibutuhkan.
  5. Pointing Antena
  1. Pasang antena dengan polarisasi horizontal. Arahkan antena sesuai arah yang ditunjukkan oleh kompas dan GPS. Arah ini dianggap sebagai titik tengah arah atau center beam.
  2. Geser antena dengan jarak dan arah yang tetap (ke kanan atau ke kiri center beam) satu per satu pada setiap tahap dengan perhitungan tidak melebihi setengah spesifikasi beam width antena sisi kiri dan kanan.
  3. Beri tanda setiap perubahan arah dan tentukan skor. Penentuan arah terbaik dapat dilakukan dengan mencari nilai rata-rata terbaik. Parameter utama yang harus diperhatikan adalah signal strength, noise, dan stabilitas.
  4. Karena kebanyakan perangkat radio Wireles In A Box tidak memiliki utility grafis, agar lebih mudah saat pointing pakailah perangkat radio standar 802.11b. Jika perlu, sesuaikan elevasi antena dengan klinometer sesuai sudut antena stasiun lawan. Hitung berdasarkan perhitungan kelengkungan bumi dan bandingkan dengan kontur peta topografi.
  5. Saat arah dan elevasi telah dicapai, maka jika perlu dapat dilakukan pembalikan polarisasi sntena dari horizontal dan vertical. Syaratnya adalah kedua titik memakai antena yang sama yaitu grid parabolic dan kedua titik polarisasi antena juga harus sama.

9.) Pengujian Koneksi Radio
  1. Pertama, coba pengujian sinyal. Caranya hampir sama dengan pengujian noise, hanya saja antena dan kabel telah dihubungkan dengan perangkat radio.
  2. Kedua, sesuaikan nama dan channel SSID dengan identitas BTS/AP tujuan, demikian pula enkripsinya. Jika digunakan aitentikasi MAC Address, maka AP harus didefinisikan terlebih dahulu MAC Address stasiun tersebut.
  3. Jika menggunakan autentikasi Radius, pastikan settingan telah sesuai. Dan jangan lupa mencoba terlebih dahulu mekanisme sebelum dipasang.
  4. IP Address yang didefinisikan berperan sebagai interface utility didasarkan pada protocol SNMP, jadi tidak perlu dimasukkan dalam tabel routing.
  5. Tabel routing didefinisikan pada PC router, tempat perangkat radio terpasang. Pada Wireless In A Box yang perangkatnya dipisah dengan PC router, masukkan juga 1 IP Address yang satu subnet dengan IP pada perangkat radio.supaya utility yang terpasang dapat mengidentifikasi radio.
  6. Lakukan continuos ping untuk mengetahui stabilitas koneksi dan melihat PER.
  7. Kemudian uji troughput dengan melakukan hubungan FTP dengan menggunakan FTP client ke FTP server terdekat. Kondisi ideal average troughput seimbang baik upload dan download. Angka maksimal troughput di koneksi radio 1mbps adalah sekitar 600kbps dan per TCP dengan MTU maksimal 1500 bisa sampai 40kbps.
  8. Gunakan software mass download manager, lakukan koneksi ke FTP server terdekat, dimaksudkan untuk memaksimalkan troughput 5kbps per TCP connection, jadi dapat diaktifkan 120 sesion simultan.
  9. Sederhananya, pakai skala lebih kecil yaitu 2 concurrent dengan troughput 5kbps, lihat apakah total troughput mencapai 60kbps, jika sudah maka stabilitas koneksi sudah maksimal.
  10. Dalam setiap tingkat pembebanan, perhatikan apakah RRT ping juga meningkat. jika angka mendekati 100ms maka normal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar